1 Februari 2023, Solar Campur Sawit B35 Tersedia di SPBU
1 Februari 2023, Solar Campur Sawit B35 Tersedia di SPBU--(dokumen/radarkaur.co.id)
Menariknya, kelapa sawit justru mengubah lahan terdegradasi menjadi area produktif.
Perkebunan kelapa sawit yang dikonversi langsung dari hutan produksi hanya sekitar 3%.
Namun untuk bahan bakar diesel, mulai tahun 2020 sudah dicampurkan bahan nabati untuk campuran pada bahan bakar solar, sehingga Indonesia bisa mengurangi impor bahan bakar fosil.
Jika melihat tabel impor dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2028, jumlahnya akan semakin meningkat.
Sektor transportasi mengonsumsi energi paling banyak, yaitu untuk konsumsi BBM.
Lebih lanjut Feby menjelaskan bahwa khusus untuk bahan bakar nabati, hampir semua tanaman yang mengandung minyak bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati dengan tetap memperhatikan sisi keekonomiannya.
BACA JUGA:Pasca Musibah Kembang Api Meledak, 4 Saksi Sudah Diperiksa Polres Kaur, Wabup Dibesuk Bupati Kaur!
Itulah mengapa sawit menjadi pilihan bagi Indonesia.
"Alhamdulillah, kita tanaman sawitnya sangat melimpah karena lahannya memang cocok di Indonesia. Bisnisnya juga sudah berkembang sejak lama dan supply chain nya sangat bagus sehingga sawit lah yang menjadi pilihan," ujar Feby.
"Kami berharap teman-teman mahasiswa memberikan kontribusi dalam pengembangan bioenergi berbasis sawit. Baik itu melalui pengembangan inovasi teknologi dan produk bioenergi berbasis sawit yang reliable, efisien dan kompetitif," lanjut Feby.
Kami juga mengharapkan universitas dapat menumbuhkan dan merangsang terciptannya ahli-ahli profesi di bidang berbasis sawit serta melakukan kajian terintegrasi pengembangan bioenergi berbasis sawit", pungkas Feby.
Untuk diketahui, program BBM campur kelapa sawit telah dijalankan sejak tahun 2008, dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%.
BACA JUGA:Provinsi Bengkulu Termiskin Kedua di Sumatra, Ini 6 Wilayah Penduduk Miskin Terbanyak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: