Benarkah Gampang Jatuh Cinta Itu Fake Love? Simak 7 Alasan Menurut Psikolog

Jika salah satu pasangan sudah menghindari komitmen, ia tidak memberi pengecualian untuk tidak gampang jatuh cinta.

Kebanyakan seseorang yang dengan mudah ngasih perasaan dan kesempatan kepada orang baru, ia tidak bisa mengendalikan perasaan yang berujung Cuma ngasih fake love ke pasangannya.

BACA JUGA:Simak 4 Aturan BPH Migas Berikut, Wajib Pakai Mypertamina, Isi BBM Dilarang Pindah-Pindah

BACA JUGA:Kisah Ijab Kabul Tidak Terlupakan, Ibu Saksikan Pernikahan Anak di Rumah Sakit Sebelum Meninggal Dunia

2. Menilai Semua Pilihannya yang Terbaik

Biasanya, orang kalau tidak mudah jatuh hati akan berpikir panjang untuk belajar menerima orang baru.

Berdasarkan Psikologi, hal ini berbeda dengan orang gampang jatuh cinta. Orang ini cenderung memukul rata semua asumsinya kearah yang benar.

Misalnya, saat seseorang sudah dikelabui perasaan dia akan menganggap orang tersebut sosok paling sempurna, yang bisa melengkapi hidupnya.

Alhasil, berkat asumsinya bahwa perilaku, perkataan, tindakan, perbuatan orang tersebut sangat pas dengan standar pasangan yang diinginkannya.

Padahal, saat semuanya tidak berjalan sesuai rencana orang ini baru menyadari bahwa apa yang jadi pilihannya tidak lain Cuma fake love.

BACA JUGA:7 Kode Alamat Proxy WhatsApp dan Cara Setting ke HP, Fitur Baru Kirim Pesan WA Tanpa Akses Internet

BACA JUGA:8 Wisata Wilayah Kepulauan Indonesia, Paling diincar Wisatawan Asing Sampai Jadi Lokasi Syuting Artis Korea

3. Menilai Pasangan Bisa Jadi Tameng untuk menutupi kekurangan

Biasanya hal ini kebanyakan terjadi di drama Korea yang bertema Bullying. 

Seseorang yang menjadi bulan-bulanan temannya, berpikir bahwa dengan memiliki seorang yang dekat dengannya bisa menjadikan tameng untuk dirinya.

Sumber: