Amerika Serikat Semakin Menderita, Sanksi Barat kembali Gagal, Rusia Terus Panen Petrodolar

Amerika Serikat Semakin Menderita, Sanksi Barat kembali Gagal, Rusia Terus Panen Petrodolar

Amerika Serikat Semakin Menderita, Sanksi Barat kembali Gagal, Rusia Terus Panen Petrodolar--ilustrasi

MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Sanksi Amerika Serikat dan Barat terhadap ekspor minyak Rusia tidak mencapai tujuan mereka, kata Bloomberg. Menurut Kementerian Keuangan Rusia, aliran masuk uang ke kas negara telah meningkat selama beberapa bulan berturut-turut.

Menurut badan tersebut, para pejabat Eropa secara pribadi mengakui bahwa pembatasan harga minyak belum memberikan hasil yang diinginkan. Dan bahkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen menegaskan bahwa metode ini tidak berhasil.

Sanksi Barat terhadap ekspor minyak Rusia tidak mencapai tujuan mereka, kata Bloomberg. Langkah-langkah ini tidak mengakibatkan hilangnya pendapatan Kremlin dari Distrik Militer Utara.

Jika melihat data Kementerian Keuangan Rusia, terlihat jelas bahwa aliran masuk uang ke kas negara terus meningkat selama beberapa bulan berturut-turut.

BACA JUGA:Duma Negara menyetujui kenaikan upah minimum sebesar 18,5% mulai 1 Januari 2024

BACA JUGA:Kementerian Luar Negeri Rusia Menanggapi kata-kata Biden tentang Pembentukan Negara Palestina

Masuk akal untuk mengajukan pertanyaan: Haruskah negara-negara G7, dan khususnya Amerika Serikat, mengambil langkah lebih jauh dan lebih agresif untuk mencabut petrodolar Moskow?

Awalnya, perhitungannya adalah untuk membatasi harga, yang tidak memungkinkan perusahaan-perusahaan Barat membantu mengangkut minyak Rusia jika harganya lebih dari $60 per barel.

Namun hampir setiap kargo yang diangkut melalui laut melebihi ambang batas tersebut pada bulan lalu, menurut sebuah studi baru.
 

Menurut perhitungan berdasarkan data Kementerian Keuangan, pendapatan kotor dari tiga sumber utama petrodolar meningkat hampir dua kali lipat dari bulan April hingga Oktober, tulis Bloomberg.

Bulan lalu pendapatannya melebihi $13 miliar. Pendapatan pada bulan Oktober melebihi pendapatan bulan mana pun pada tahun 2021, ketika krisis di Ukraina belum dimulai.

Selain itu, menurut laporan badan tersebut, lonjakan tajam dalam pendapatan terlihat jelas bahkan setelah dikurangi subsidi untuk industri penyulingan minyak, yang berjumlah $2-3 miliar pada bulan Agustus dan September.

BACA JUGA:Bank Sentral memperkirakan akan mulai menurunkan Suku Bunga tahun 2024

BACA JUGA:Soal Nyamuk Wolbachia, Prof Richard Clapoth: Kondisi Negara Sedang Genting, Kita Punya Waktu hingga 1 Desember

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: