Bitcoin Anjlok 5% ke $58,000 Saat Ancaman Ransomware Crypto Meningkat, Ini Cara Menghindarinya!

Bitcoin Anjlok 5% ke $58,000 Saat Ancaman Ransomware Crypto Meningkat, Ini Cara Menghindarinya!

Bitcoin Anjlok 5% ke $58,000 Saat Ancaman Ransomware Crypto Meningkat, Ini Cara Menghindarinya!--ilustrasi

Para spekulan yang berharap harga terus naik harus kecewa setelah Bitcoin menembus $70,000 namun kemudian turun tajam.

Volatilitas ini memberikan tekanan bagi pemegang jangka pendek, sementara hanya mereka yang membeli dan HODL yang meraup keuntungan.

BACA JUGA:Apa Itu Teknologi Blockchain? Bulan Literasi Kripto, Tokocrypto Perluas Edukasi Finansial ke Medan

BACA JUGA:Investasi pada 5 Aset Kripto ini Bikin Kamu jadi OKB di 2024? Cek Disini Bila Ragu

Kepercayaan investor dan kestabilan hukum menjadi faktor kunci dalam pergerakan harga Bitcoin ke depan.

Bittime, melalui PT Utama Aset Digital Indonesia, adalah platform investasi aset kripto yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Kementerian Komunikasi & Informatika (Kominfo).

Bittime memiliki visi untuk memanfaatkan teknologi blockchain demi menghadirkan akses menuju kemerdekaan finansial yang adil bagi semua orang, terlepas dari lokasi atau posisi keuangan mereka. Aplikasi Bittime tersedia untuk diunduh di berbagai platform.

BACA JUGA:Industri Kripto Dukung Upaya Mitigasi Perdagangan Aset di Indonesia, Bappebti Perkuat Perkembangan Ekosistem

BACA JUGA:Wow, Nanovest Rilis Kategori Hidden Gems, Koin Terbaru dan Langka untuk Investasi Kripto Diluncurkan, Simak!

Ancaman Ransomware Crypto dan Cara Menghindarinya

Ransomware merupakan ancaman digital yang semakin merajalela, dengan serangan yang meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir, menyebabkan kerugian finansial dan hilangnya data penting bagi perusahaan di seluruh dunia.

Ransomware crypto bekerja dengan mengenkripsi file korban dan meminta tebusan untuk dekripsinya. Metode infeksi umumnya termasuk email phishing, situs web berbahaya, dan akun yang disusupi, di mana penyerang menggunakan teknik rekayasa sosial atau mengakses sistem perusahaan melalui RDP atau VPN.

Setelah berhasil menginfeksi sistem, ransomware menggunakan enkripsi simetris untuk file dan enkripsi asimetris untuk melindungi kunci enkripsi.

Setelah enkripsi selesai, korban akan menerima catatan tebusan dengan instruksi untuk membayar tebusan, biasanya dalam bentuk cryptocurrency seperti Bitcoin, yang dipilih karena tingkat anonimitasnya yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: