CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap, Harga TON Anjlok?
CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap, Harga TON Anjlok?--ilustrasi
RADARKAUR.CO.ID - Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram berusia 39 tahun, ditangkap di bandara Le Bourget di Prancis sekitar jam 8 malam pada hari Sabtu, 24 Agustus.
Durov, yang memiliki kewarganegaraan ganda Prancis-Rusia, ditahan oleh Gendarmerie Transportasi Udara Prancis (GTA) setelah turun dari jet pribadinya.
Saat itu ia ditemani oleh seorang pengawal dan seorang wanita, menurut laporan dari outlet media Prancis TF1.
Insiden ini telah memicu kekhawatiran yang signifikan di pasar mata uang kripto, yang menyebabkan penurunan tajam harga Toncoin (TON), mata uang kripto yang terkait erat dengan Telegram.
BACA JUGA:Bersedia Pensiun Dini dari Polri, KPU Kaur Nyatakan Berkas Sulman-Deni Lengkap
Menurut laporan dari Decrypt, Durov ditahan oleh Kantor Anti-Penipuan Nasional Prancis atas tuduhan serius.
Tuduhan menunjukkan bahwa Telegram telah digunakan untuk memfasilitasi aktivitas ilegal, termasuk terorisme, perdagangan narkoba, dan penipuan, yang belum dimoderasi secara memadai oleh platform tersebut.
Jika tuduhan ini terbukti, dampaknya bisa sangat buruk bagi Durov dan reputasi Telegram, serta proyek terkaitnya seperti The Open Network (TON).
Hingga saat ini pihak Telegram belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penangkapan tersebut.
BACA JUGA:Kejurda Atletik Bengkulu 2024, Kaur Bawa Pulang 2 Medali
Open Network (TON), yang awalnya dikembangkan oleh Telegram dan kemudian dirilis karena tekanan peraturan, mengalami lonjakan popularitas karena Telegram secara bertahap mengintegrasikan kembali jaringan blockchain ke dalam ekosistemnya.
Reintegrasi ini menunjukkan komitmen baru Telegram untuk sepenuhnya mewujudkan potensi TON di pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: