BACA JUGA:Mitos Gunung Slamet dan Gunung Ciremai dan Legenda Pertarungan Pangeran Bima Melawan Raja Siluman
Berangkat dari itu sebentulnya kenapa Vira ingin membudidayakan Maggot.
Karena melihat bahwa persoalan sampah organik di wilayah kaki Bukit Kaba sebagai daerah penghasil sayuran dan buah-buahan semakin banyak.
Rejang Lebong memang terkenal dengan hasil prtanian sayur-mayurnya.
Namun ketika harga anjlok, sisa penjualan yang tak laku atau panen gagal.
BACA JUGA:Hari Jadi Polwan ke 75, Polres Kaur dan Insan Pers Kaur Olahraga Bersama
Maka akan banyak sayur-sayuran yang dibuang petani maupun tengkulak.
Sampah-sampah itu kemudian berusaha untuk dimanfaatkan.
Mantan mahasiswa pencinta alam (Mapala) IAIN Curup mengaku cukup terbiasa mengelola maggot dan mengambil sampah organik sebagai pakannya.
“Maggot ini akan menjadi peluang usaha besar bagi orang. Makanya itu kami selalu mengajak pemuda desa untuk ikut membudidayakan maggot ini,” katanya.
BACA JUGA:Hari Ini Warga Bumi Peringati Hari Harimau Sedunia!
BACA JUGA:Terbaru, Harga Emas Hari Ini, Simak harga emas Antam 1 gram hingga 1000 gram
Setelah usaha ini berkembang, semakin banyak pemuda desa yang terjun mengelola dan membudidayakan Maggot.
Kedepan, Vira berharap bahwa Pemda Rejang Lebong dapat bekerjasama dengan Yayasan Maggot Cyrcle Center.
Sebab selain bisa mengatasi persoalan sampah di Kota Curup dan sekitarnya, Maggot juga bisa menghasilkan keuntungan secara ekonomi serta memberikan peluang usaha kepada anak muda.