Sebaliknya, Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas penembakan di Israel utara. Berdasarkan laporan TASS, peluru ditembakkan dari wilayah Lebanon ke pemukiman Israel di Margaliot dan Kiryat Shmona.
Tidak ada Zona Aman bagi Warga Sipil
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut niat Israel untuk mempertahankan kendali militer atas Jalur Gaza setelah selesainya operasi pemusnahan Hamas bertentangan dengan keputusan Dewan Keamanan PBB.
Pandangan serupa diungkapkan Wakil Kepala Kementerian Luar Negeri Mikhail Bogdanov.
"Saya pikir ini sedikit berbeda dari apa yang legalitas internasional dan keputusan komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB. Hal ini tidak hanya sesuai dengan semangat mereka, tetapi juga sesuai dengan isi hati mereka," RIA Novosti mengutip ucapannya.
BACA JUGA:Fatwa MUI Imbau Umat Islam Stop Konsumsi Produk Perusahaan Pro Israel, Catat 121 Produk Ini
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa setelah eliminasi Hamas, kontrol keamanan akan dilakukan di Jalur Gaza , termasuk demiliterisasi sepenuhnya.
Pada 10 November, perwakilan tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya, dalam pertemuan Dewan Keamanan, menekankan bahwa Rusia terkejut dengan serangan terhadap sasaran sipil di Jalur Gaza.
"Kami terkejut dan sangat marah karena sasaran sipil menjadi sasaran: sekolah, rumah sakit, masjid, kamp pengungsi. Kami menekankan bahwa serangan yang ditargetkan terhadap objek sipil merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan internasional," kata Nebenzya.
Dia menekankan bahwa setiap perang memiliki aturan. Nebenzya menyebut segala tindakan kekerasan terhadap warga sipil, serta serangan terhadap bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil, sangat tidak dapat diterima.
Wakil Tetap Rusia untuk PBB mengatakan sehari sebelumnya, rumah sakit Al-Quds dan Al-Shifa, serta masjid Khaleda bin al-Walida dan Al-Ikhlas diserang.
BACA JUGA:Bukan hanya Sekutu, Tapi Sekutu Terdekat, Kunjungan Resmi Vladimir Putin ke Kazakhstan
"Selain itu, masjid-masjid ini terletak di bagian selatan Jalur Gaza, yang menegaskan informasi bahwa tidak ada zona aman bagi warga sipil di jalur tersebut saat ini," katanya.
Sehari sebelumnya, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa sejumlah produk makanan pokok, termasuk beras dan minyak sayur, hampir tidak tersedia di toko-toko di bagian selatan Gaza.