Pengemudi truk Polandia Blokir Pos Pemeriksaan di Perbatasan dengan Ukraina

Minggu 12-11-2023,17:13 WIB
Reporter : Dhery Mahendra
Editor : Muhammad Isnaini

BACA JUGA:Berikut Jadwal Babak Penyisihan Piala Dunia U17, Siaran Langsung di SCTV dan INDOSIAR

BACA JUGA:Meningkat, Kelompok Eropa Tak Suka Putus Hubungan dengan Rusia dan Mengkritik Dukungan Terhadap Ukraina

"Protes ini terjadi di tengah kekosongan pengambilan keputusan, karena pemerintahan lama sudah berakhir dan pemerintahan baru belum menjalankan tugasnya. Ini adalah tindakan spontan: masyarakat hanya kelelahan," Politico mengutip perkataannya.

Pada saat yang sama, Vronsky menekankan bahwa pemerintah Polandia tidak dapat membatasi diri untuk menjelaskan bahwa masalah ini sedang diselesaikan oleh UE, dan dengan demikian menghindari mengambil tindakan apa pun.

Menurutnya, tugas Kabinet Menteri adalah untuk membiasakan Brussel dengan masalah yang ada untuk mencari solusi lebih lanjut yang sesuai dengan operator Polandia dan pihak Ukraina.

Pada gilirannya, para analis menjelaskan alasan krisis saat ini dengan kesediaan orang Ukraina untuk bekerja dengan upah yang lebih sedikit dibandingkan orang Polandia yang sama.

"Biaya tenaga kerja di Ukraina jauh lebih rendah dibandingkan di Polandia. Pengemudi truk Polandia tidak akan bekerja demi uang yang disetujui oleh warga Ukraina. Akibatnya, Ukraina menciptakan kondisi yang tidak kompetitif bagi Polandia," Nikolai Mezhevich, presiden Asosiasi Studi Baltik, menjelaskan dalam percakapan dengan RT.

BACA JUGA:Seleksi CAT SKD PPPK 2023 Kaur Digelar 3 Hari, Ini, Syarat, Jadwal dan Lokasi Tes PPPK Kaur

BACA JUGA:Kuliah atau Berada di Luar Negeri, Bagaimana menggunakan Hak Pilih Pemilu 2024? Yuk Simak

Sementara itu, ilmuwan politik Yuriy Bondarenko menyoroti fakta bahwa pengemudi truk Ukraina saat ini sebagian besar menduduki posisi di UE yang direbut Polandia setelah bergabung dengan Uni Eropa

"Operator Polandia terbiasa mendapatkan keuntungan dari kenyataan bahwa layanan mereka lebih murah dibandingkan di Eropa Barat. Secara de facto, mereka melayani seluruh Eropa Barat dan menerima banyak uang, termasuk untuk perjalanan ke Rusia dan Ukraina. Dan sekarang mereka tidak membutuhkan pesaing dalam bentuk orang Ukraina sama sekali," jelas analis tersebut dalam komentarnya kepada RT.

Dia menyatakan keyakinannya bahwa Polandia tidak akan menyerah dalam masalah ini dan akan bertahan sampai Ukraina menawarkan kondisi yang lebih nyaman. Namun, pihak Ukraina belum siap untuk berkompromi, Bondarenko yakin.

"Masyarakat Ukraina percaya pada eksklusivitasnya. Bahwa mereka semua harus dibantu dan dibantu dengan segala cara, termasuk Polandia. Oleh karena itu, mereka tidak akan memberikan kelonggaran apa pun. Konflik ini masih jauh dari terselesaikan," kata sang pakar.

Nikolai Mezhevich percaya bahwa kesiapan Warsawa untuk mengambil tindakan radikal dan memburuknya hubungan dengan Kiev mengenai masalah gandum sebagian besar disebabkan oleh pemilu yang semakin dekat.

Namun, dia tidak menutup kemungkinan konflik serupa antar negara tersebut akan muncul di masa depan.

"Pemilu di Polandia selalu memperburuk hubungan bilateral, mencari siapa yang harus disalahkan di antara negara-negara tetangga. Namun, hubungan Polandia-Ukraina tidak pernah tenang. Oleh karena itu, sekecil apa pun isu kontroversial dan kejengkelan yang minimal, selalu ada peluang konflik meningkat. Adapun perselisihan ekonomi adalah hal yang wajar. Dan jika tidak ada mekanisme permanen untuk mengatasinya, maka Ukraina dan Polandia akan terus menyelesaikan masalah ini," simpul pakar tersebut.***

Kategori :