Salah satu paling penting adalah kekuatan uang atau modal. Kekuatan uang tentu dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan logistik bagi tim pemenangan.
BACA JUGA:Program Pemutihan Pajak Kendaraan di Provinsi Bengkulu Dimulai, Bagaimana Bea Balik Nama Kendaraan?
Meskipun pada pilkada 2020 lalu, kekuatan uang ternyata tidak menjadi penentu akhir. Ada faktor non teknis yang juga mesti diperhitungan.
Apa saja faktor non teknis tersebut?
Pertama, fanatisme politik identitas: Pilkada Kaur 2024 ini bisa saja diwarnai dengan politik Identitas.
Salah satu politik identitas yang kemungkinan akan dimainkan adalah asal-usul calon bupati.
Dimana bupati yang menjabat selama 2 periode sebelumnya ini berasal dari wilayah Padang Guci. Sehingga besar kemungkinan politik ini yang akan dimainkan untuk memantik fanatisme identitas masyarakat di Kaur Selatan dan sekitarnya.
BACA JUGA:Soal Kelangkaan BBM di Kaur, Ini Penjelasan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel
Termasuk masyarakat di Kecamatan Maje dan Nasal serta eks Kecamatan Kaur Tengah.
Maka seandainya ada bakal calon bupati yang berasal dari wilayah ini akan mendapatkan keuntungan elektoral.
Sehingga jika benar 4 calon itu nanti yang akan terdaftar, Herlian Muchrim akan menerima keuntungan elektoral dari politik Identitas itu.
Tapi sudah pasti ini bukan harga mati, tidak ada jaminan bahwa kandidat bupati yang berasal dari wilayah itu otomatis memenangkan kontestasi.
Sebab masyarakat sudah sangat pintar untuk memilih bupati dan wakil bupati Kaur yang bisa dipercaya dan dipegang janji serta kata-katanya.
BACA JUGA:Kamp Penambang Emas di Kaur Ditimpa Pohon, 1 Korban Meninggal, Begini Kronologisnya