Walaupun demikian tulisan Rencong Ka-Ga-Nga merupakan tulisan suku Rejang di Bengkulu, dan dikenal dengan sebutan tulisan Rencong, yang cara menulisnya dilakukan dari kiri ke kanan secara melintang (horizontal).
Istilah Rencong lazim dipergunakan oleh sarjana Belanda. Tulisan aksara rencong disebut juga dengan aksara Ka-Ga-Nga, atau Ulu (Surat Ulu) .
Dari sumber lokal yang terhimpun dalam tulisan pada ruas-ruas bambu (Gelumpai) diperoleh keterangan bahwa pada tahun 1417 M seorang ulama beeasal dari Aceh bernama Malim Mukidim datang ke Gunung Bungkuk Sungai Serut, dikawasan Lematang Ulu.
Ia berhasil mengembangkan ajaran islam kepada Masyarakat setempat termasuk memahamkan ajaran Islam kepada raja Sungai Serut yaitu Ratu Agung penguasa Gunung Bungkuk saat itu .
Dengan demikian tulisan-tulisan tersebut dengan jelas menceritakan Islam di Bengkulu.
Selain peninggalan tulisan, makam, dan artefak, masjid merupakan sebuah bukti sejarah Islam. Sehingga untuk mengkaji sejarah Islam, tidak jarang masjid menjadi tolok ukur masuk dan berkembangnya Islam di suatu daerah.
Masjid sebagai sentral kegiatan ibadah dan dakwah Islam yang dapat menjadi bukti sejarah masuknya Islam di Bengkulu, namun di sayangkan sangat sedikit dapat ditemukan masjid-masjid tua yang menunjukkan indikasi bahwa masjid tersebut dibangun pada awal masuknya Islam di Bengkulu.
Pada umumnya masjid yang ada di Bengkulu dibangun setelah abad ke -19.
Sebagai bukti masuk dan berkembangnya Islam di Bengkulu, tidak salah kiranya ditelusuri melalui masjid-masjid tua yang ada di Bengkulu.
Dalam tulisannya Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia Abdul Baqie Zein mengemukakan ada beberapa masjid tertua dan bersejarah di kota Bengkulu adalah :
Masjid Baiturrahim simpang lima tahun 1910, masjid Taqwa Jl Sutoyo pada tahin1910, masjid Al-Muhtadin Jl S. Parman pada tahun 1912, masjid Lembaga Pemasyarakatan tahun 1915, masjid Al-Muhtadin tahin 1920, masjid Al-Iman Jl. Sutoyo tahun 1921.
Masjid-masjid inilah yang tercatat dalam direktori masjid Kanwil Depag Bengkulu tahun 1997 .
Sumber lain menyebutkan bahwa ada beberapa masjid yang memiliki nilai hisyoris yang tinggi seperti masjid-masjid bersejarah di Bengkulu di antaranya masjid Jamik di Jl. Suprapto yang merupakan peralihan Surau Lamo di Kelyrahan Bajak, masjid Syuhada di kelurahan Dusun Besar, masjid Al-Mujahidin di kelurahan Pasar Baru, dan masjid Baitul Hamdi di kelurahan Pasar Baru.
Disadur dari beberapa sumber lokal, tulisan, dan keterangan para Tokoh.
(Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Agama di Kota Bengkulu )