Kudeta Sepi
Presiden Di Jinping, Presiden Vladimir Putin.--(dokumen/radarkaur.co.id)
Oleh: Dahlan Iskan
SAYA pun seperti Anda: penasaran atas berita kudeta di Tiongkok. Apalagi Presiden Xi Jinping diberitakan lagi dalam status tahanan rumah.
Reaksi pertama saya: tidak mungkin. Terutama karena media-media Amerika tidak menyiarkannya.
Kalau berita itu benar alangkah sudah hebohnya Amerika. Saya pun keliling Taiwan: di internetnya. Sepi. Jelas itu berita bohong.
Toh pagi harinya saya masih ngecek lagi: adakah kelanjutannya. Ternyata benar-benar bohong. Yang muncul di HP saya justru kiriman berita bohong lainnya: terjadi kudeta di Amerika Serikat.
Presiden Joe Biden dalam status tahanan rumah. Pasukan militer memenuhi kota Washington DC.
Hoax dibalas hoax.
Maka sebelum tidur pun saya sempat melakukan analisis. Seandainya betul ada kudeta, apa alasannya.
Memang terlalu banyak. Secara ekonomi pertumbuhan Tiongkok melambat selama Xi Jinping berkuasa.
Pun sebelum ada Covid –lebih-lebih akibat pandemi itu.
Memang ada teori bagus: pertumbuhan ekonomi itu tidak bisa terus tinggi sepanjang masa. Tidak ada negara maju yang pertumbuhannya tetap tinggi.
Tumbuh rendah pun sudah luar biasa bagus, karena dari nominal yang sudah besar.
Tapi tetap saja fakta berbicara: selama dua periode pemerintahan Xi Jinping pertumbuhan ekonom Tiongkok tidak sebagus sebelumnya.
Popularitas Xi Jinping yang begitu tinggi ternyata tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: