Empat Tahun Petani Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Rusak

Empat Tahun Petani Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Rusak

Setiap hari petani di Desa Ganjuh Kecamatan Pino selalu bertaruh nyawa saat melintas Jembatan Air Nelengau, Senin (17/10).--

BENGKULU SELATAN (BS), RADARKAUR.CO.ID - Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemkab BS tampaknya belum semuanya menyentuh masyarakat di Kabupaten BS.

Pasalnya, hingga kini masih banyak petani yang mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terhadap infrastukrur yang rusak.

Salah satunya yaitu jembatan gantung Air Nelengau Desa Ganjuh Kecamatan Pino yang kondisinya kian memprihatinkan.

BACA JUGA: SDN 21 Kaur Ada Absen Barcode

BACA JUGA: Desak Kontraktor Segera Tuntaskan PTM Kutau

Selama empat tahun lebih, petani harus setiap hari bertaruh nyawa untuk melintasi jembatan yang rusak parah tersebut.

Ari Wibowo (33) warga Desa Ganjuh Kecamatan Pino mengaku, hampir seluruh bangunan jembatan itu sudah rusak.

Mulai dari tali jembatan yang sudah banyak putus hingga lantai jembatan yang terbuat dari kayu kini sudah banyak lepas karena lapuk dimakan usia.

Namun, lantaran itu merupakan satu-satunya akses menuju lahan pertanian warga, otomatis mereka rela setiap hari berjibaku di jembatan yang hampir putus tersebut.

BACA JUGA: Berkat BSPS, Warga Prasejahtera Wujudkan Miliki Rumah Impian

BACA JUGA: BREAKING NEWS: Pohon Aren Roboh Tutupi Jalan Raya, Listrik Ikut Padam

"Kalau empat tahun lalu masih mending sebab masih bisa dilewati mobil. Tapi kalau kini orang berjalan kaki saja sudah banyak tak berani. Namun, karena ini akses satu-satunya kami, mau tidak mau kami harus memberanikan diri untuk melewati jembatan yang rusak ini," keluhnya.

Ari berharap, pemerintah jangan hanya fokus pada pembangunan yang ada di wilayah perkotaan saja.

Dirinya juga meminta agar pemerintah juga melihat keluhan para masyarakat bawah seperti infrastruktur petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: