Untuk Mengekang Kenaikan Harga: Kementan Rusia Usul Pelarangan Sementara Ekspor Daging Unggas

Untuk Mengekang Kenaikan Harga: Kementan Rusia Usul Pelarangan Sementara Ekspor Daging Unggas

Untuk Mengekang Kenaikan Harga: Kementan Rusia Usul Pelarangan Sementara Ekspor Daging Unggas--ilustrasi

MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) Rusia telah mengusulkan pelarangan ekspor daging unggas selama enam bulan untuk mengekang kenaikan harga di dalam negeri.

Menurut departemen tersebut, selama setahun terakhir biaya produksi telah meningkat lebih dari seperempat sebagai akibat dari penurunan volume produksi dan kenaikan nilai tukar.

Presiden Vladimir Putin telah menarik perhatian terhadap situasi ini dan menuntut agar pemerintah mengambil tindakan tepat waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Para ahli percaya bahwa tindakan bersama oleh pihak berwenang dan dunia usaha harus menstabilkan situasi dengan harga.

BACA JUGA:Ini Identitas 16 Pelaku Begal Diringkus, Gerombolan Ini Cari Korban dengan Bawa Samurai hingga Ekor Pari

BACA JUGA:Tol Palembang Bengkulu Gagal Tersambung, Rencana Tol Lampung Bengkulu via Pesbar Kaur Kembali Menguat

Kementan Rusia telah mengusulkan pelarangan ekspor jenis daging unggas tertentu dari negara tersebut selama enam bulan.

Hal itu tertuang dalam rancangan resolusi pemerintah yang diterbitkan pada Kamis 26 Oktober 2023.

Menurut dokumen tersebut, inisiatif ini diperlukan untuk mencegah kekurangan produk di pasar domestik dan membatasi kenaikan harga konsumen.

Sebagaimana dicatat Kementerian Pertanian, saat ini terjadi kenaikan harga daging unggas yang signifikan di Rusia.

Jadi, menurut penilaian departemen tersebut, selama 12 bulan terakhir, label harga untuk kategori barang ini di toko-toko telah meningkat lebih dari seperempat.

BACA JUGA:Aktivitas Bisnis di Eropa Turun ke Level Terendah dalam 3 tahun terakhir di Tengah Pertumbuhan di Rusia

BACA JUGA:Rusia Mempopulerkan Citra Sebuah Keluarga Besar, Tertarik Menikah dengan Orang Rusia?

"Situasi ini terutama disebabkan oleh penurunan volume produksi produk-produk ini dalam beberapa bulan terakhir dan peningkatan biaya karena tingginya dolar AS. Selain itu, situasi saat ini turut menyebabkan daya tarik ekspor daging unggas yang berlebihan dibandingkan pasokan ke pasar dalam negeri," jelas kementerian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: