Bagaimana Nasib Brand Terafiliasi Israel di Indonesia? Termasuk HM Sampoerna yang menaungi Philips Morris

JAKARTA, RADARKAUR.CO.ID - Brand terafiliasi Israel di Indonesia terlihat belum menerima dampak dari fatwa MUI tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.

Fatwa MUI tersebut menyusul aksi kekejaman dan genosida Israel terhadap rakyat palestina. Dalam serangan militer, tentara Israel terbukti telah menargetkan anak-anak, wanita, rumah sakit, kamp penampungan, sekolah, masjid, gereja dan masyarakat sipil lainnya.

Kekejaman yang dilakukan Israel untuk membalas kekalahan mereka karena telah kehilangan sekitar 5.000 tentara akibat serangan pasukan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya.

Tercatat sudah 10.000 lebih warga Palestina menjadi korban, paling banyak terjadi di Jalur Gaza yang mencapai 9.000.

BACA JUGA:Pengemudi truk Polandia Blokir Pos Pemeriksaan di Perbatasan dengan Ukraina

BACA JUGA:Rumah Sakit jadi Sasaran Roket Israel dan Rakyat Palestina Kehabisan Pangan

Dengan jumlah itu korban anak adalah yang paling banyak mencapai hingga 5.000 anak. Jumlah itu bahkan disebut melebihi total korban anak yang tewas dalam berbagai konflik di dunia sejak tahun 2019.

"Kematian satu anak saja sudah terlalu banyak, akan tetapi ini adalah pelanggaran berat yang sangat besar," kata Direktur Save the Children untuk wilayah Palestina Jason Lee dikutip dari Al Jazeera.

Atas perbuatan genosida itu, Israel mendapatkan kecamatan masyarakat dunia termasuk Indonesia.

Masyarakat kemudian melakukan boikot terhadap berbagai produk Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.

Aksi boikot sudah dimulai sejak 10 Oktober lalu, sehingga membuat berbagai harga saham perusahaan pro Israel itu jatuh.

BACA JUGA:Produk Pro Israel ini Dijual di Indomaret dan Alfamart, Difatwa haram oleh MUI bagi Umat Islam, Apa Saja?

BACA JUGA:Fatwa MUI Imbau Umat Islam Stop Konsumsi Produk Perusahaan Pro Israel, Catat 121 Produk Ini

Diantara brand produk Israel itu adalah PUMA, Hewlett Packard, AXA, McDonald’s, Starbucks, KFC, Pepsi, Coca-Cola, Danone, Nestle, Unilever hingga perusahaan hiburan seperti Netflix dan Walt Disney.

Sumber: