Pupuk Sawit Bersubsidi Bukan Pemborosan, Justru Menambah Kas Negara

Pupuk Sawit Bersubsidi Bukan Pemborosan, Justru Menambah Kas Negara

Subsidi Pupuk Sawit Bukan Pemborosan, Justru Menambah Kas Negara--ilustrasi

Di Perkebunan Rakyat hanya 32 % (2.559 ton per hektar), Perkebunan Swasta Nasional & Asing hanya 43 % (3.443 ton per hektar), tetapi Perkebunan Besar Negara sudah mencapai 51% (4.107 ton/ha).

Artinya Perkebunan milik Negara lebih baik, sayang luasannya sangat rendah hanya 3.5 % dari total areal kelapa sawit di Indonesia.

Potensi Produktivitas minyak sawit adalah 10 ton per hektar per tahun.

BACA JUGA:JANGAN TANYA LAGI, Ini Toko Kolektor Beli Uang Koin 1000 Kelapa Sawit, Hubungi Aja HP-nya

BACA JUGA:Dinas TPHP Bengkulu Naikkan Harga TBS Kelapa Sawit , Apakah Berlaku Untuk Petani?

Sehingga jika tercapai 80 %nya saja yakni 8 ton per hektar per tahun, sudah dapat dikatakan baik.

Peluang meningkatkan produktivitas minyak sawit dari 2.847 ton menjadi 8 ton sangat terbuka lebar.

Pertama, masalah teknis budidaya

Fakta dilapangan banyak sekali kebun kelapa sawit rakyat dan Perkebunan besar yang tidak dirawat dengan semestinya, bahkan banyak yang tidak tersentuh pupuk, akibatnya produksi semakin turun.

Kedua, adalah menyiapkan pupuk subsidi.

Seperti diketahui tanaman Kelapa Sawit ini sangat responsif terhadap pemupukan.

BACA JUGA:Awal Ramadhan dan Lebaran 1446 H Muhammadiyah dan NU Kemungkinan Sama, Simak Jadwalnya

BACA JUGA:Tokocrypto Catat Pertumbuhan Transaksi Tiga Kali Lipat di Pasar Indonesia

Menyiapkan pupuk subsidi yang selama ini tidak pernah ada, dapat disiapkan.

Biaya subsidi pupuk ini bukan pemborosan, tetapi justru menambah kas Negara yang jauh lebih besar dari nilai subsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: