Siapa Membunuh Putri (7): Kunci Kamar Kos

Sabtu 10-09-2022,04:26 WIB
Reporter : Adminradarkaur
Editor : Adminradarkaur

Anak-anak panti sedang sekolah.

Kecuali yang masuk siang.

Aku minta waktu sebulan.

Mereka bilang paling lama dalam seminggu rumah itu harus kosong.

”Saya harus ketemu dulu dengan anaknya Pak Doni, bahkan Pak Doninya sendiri. Bukannya kami tidak percaya, pada ibu..” kataku.

Si pengacara memberi surat-surat perjanjian kerja sama investasi dan surat persetujuan penyitaan asset.

Saya kira kami memang tak bisa berargumen apa-apa, kami harus segera mengosongkan rumah itu.

Kami toh hanya penyewa, Pak Doni dulu bahkan meminjamkan saja.

Dia punya banyak aset rumah.

Usaha kateringnya di kawasan industri Watukuning, maju pesat, melayani ribuan pelanggan.

Ketika Pak Doni melepas seluruh aset termasuk urusan usaha, anaknnya memungut sewa, untungnya tak mahal.

Kedua tamu itu berpamitan.

Saya dan Bu Yani menyanggupi mengosongkan panti dalam seminggu, paling lambat.

Saya harus menemui Ustad Samsu.

Minggu lalu saya sempat menemaninya mengambil surat persetujuan lahan untuk membangun pesantren di kota pulau ini.

Ini akan jadi cabang ke sekian dari pesantren yang berpusat di Balikpapan, yang sempat menjadi rumahku saat tsanawiyah dulu.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler