Harga Ayam Potong Terjun, Harga Telur Melambung

Harga Ayam Potong Terjun, Harga Telur Melambung

Tim Bidang Distribusi Cadangan Pagan DKP BS saat melakukan survei harga di Pasar Kutau Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota Manna, Minggu (4/9).--

BENGKULU SELATAN (BS), RADARKAUR.CO.ID - Sejak beberapa pekan terakhir, harga ayam potong segar di pasaran Kabupaten BS mengalami penurunan cukup drastis.

Terjun bebas. Sebelumnya harga masih bertengger di angka Rp 35 ribu /Kilogram (Kg). Kini hanya Rp 28 ribu /Kg paling tinggi.

Meski terjadi penurunan pada harga daging ayam potong, malah berbanding terbalik dengan harga telur ayam ras yang melambung tinggi.

BACA JUGA: PT CBS Belum Terdaftar di OSS RBA

Saat ini harga telur ayam ras di pasaran BS sudah di angka Rp 56-57 ribu /karpet. Padahal, pekan sebelumnya harganya masih di angka Rp 40-45/karpet.

Kadis Ketahanan Pangan BS Ir. Iskandar AZ mengungkapkan, kenaikan harga dipicu berkurangnya pasokan telur segar dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Provinsi Lampung.

Sementara, untuk harga daging ayam potong yang harganya menurun lantaran pasokan ayam sangat melimpah dari produsen. Terlebih, beberapa peternak ayam potong di BS saat ini sedang memasuki masa panen serentak.

BACA JUGA: Bendungan Jebol, Ratusan Hektare Sawah Terancam Gagal Tanam

“Untuk telur, sekarang memang alami kenaikan harga. Faktornya lantaran Bengkulu Selatan masih sangat bergantung dengan produsen telur dari luar.  Sementara, untuk daging ayam lantaran para peternak panen serentak pasti harga ayam relatif murah. Beda dengan ayam yang didatangkan dari daerah luar, karena pengaruhnya ke ongkos kirim," ungkapnya.

Terpisah, Rahman (35) salah seorang penjual telur di wilayah Pasar Manna menyebutkan, sebelum kenaikan harga, pasokan telur ke kedainya bisa 100-200 karpet per tiga hari. Namun sekarang tinggal 50 karpet saja.

BACA JUGA: Sanggar Tari SMPN 21 Go Publik

Rahman mengaku, naiknya harga telur tidak berpengaruh tinggi terhadap nilai penjualan. Bahkan para konsumen tetap antusias membeli telur untuk kebutuhan memasak dan lainnya.

"Kalau pasokan memang sangat jauh berkurang, makanya harga tinggi sesuai dengan hukum pasar. Namun, karena telur ini sudah masuk kategori kebutuhan utama, jadi mau murah atau mahal tetap dibeli konsumen,” sebutnya.

BACA JUGA: SMAN 10 Pentagon Baksos ke Tiga Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: