Siapa Membunuh Putri (22): Putusan Sela
Hasan Aspahani--
Ibunda Putri histeris. Menyebut-nyebut pengadilan sesat, hakim jahat. Berteriak-teriak, ”anakku dibunuh, menantuku difitnah. Kalian jahat semua! Awas hukuman Tuhan nanti akan datang pada kalian!”
Sementara ayahanda Putri sepanjang sidang hingga putusan sela selesai dibacakan wajahnya merengut seperti tampang Churchill yang kesal karena cerutunya direnggut langsung dari mulutnya oleh fotografer Yousuf Karsh sebelum dijepret.
Hari-hari itu hingga berminggu-minggu kemudian oplah koran kami naik tinggi.
Kadang-kadang saya berpikir apakah kami ini sedang menjual sensasi?
Di saat lain saya berpikir tidak, kami sedang melayani publik, memberi rasa adil, memberi contoh bahwa keadilan bisa ditegakkan.
Rasa adil itu bisa hadir. Memang tidak mudah, tapi bisa.
Ketika sampai pada pemikiran seperti itu saya merasa tak salah memilih pekerjaan sebagai wartawan.
Saya merasa berguna menjalani profesi ini.
Pekerjaan kami mengawal kasus ini akan semakin panjang. Dan pasti akan semakin menarik.
Kami ada pada posisi yang kukuh untuk mengikuti dan mengejar ke manapun kasus ini bergerak dengan segala eksesnya.
Sementara itu, kesibukan di redaksi yang semakin padat, membuat saya bisa melupakan Suriyana.
Ah, dusta. Tak mungkin saya bisa lupakan dia.
Mengikhlaskan dia menjadi milik lelaki lain saja rasanya berat.
Tapi, bukankah saya sebenarnya tak pernah memiliki dia?
Dan dia pun mungkin tak pernah merasa memilikiku?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: