Megawati: Ganjar atau Puan, Capres PDIP Pemilu 2024, Dalam Paradigma Kritis Teori Komunikasi

Megawati: Ganjar atau Puan, Capres PDIP Pemilu 2024, Dalam Paradigma Kritis Teori Komunikasi

ANDRIYANTO Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Bengkulu.--(dokumen/radarkaur.co.id)

Kali ini akan membahas mengenai dilema atau hanya taktik politik Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDI-P).

Apakah ia memilih Ganjar Pranowo kader Partai yang memiliki elektabilitas yang tinggi dari berbagai survey.

BACA JUGA:PNS Ditawari Pensiun Dini Massal, Banyak Menolak atau Terima? Jika Minat Syarat Berikut mesti Disiapkan! 

BACA JUGA:Pemerintah Kaji Harga BBM Pertamina Turun, Setelah Harga Minyak Mentah Dunia Jatuh

Atau memberikan kepercayaan penuh penerus kepemimpinan Soekarno kepada Puan Maharani yang tidak lain adalah anak sekaligus cucu kandung pemimpin pertama negeri ini.

Akan mencoba mengangkat Opini dalam teori dan paradigma Kritis Ilmu Komunikasi.

Sebelum masuk pada pembahasan kali ini sebaiknya kita harus memahami apa itu Paradigma kritis.

nah pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistemologi kritik Marxisme dalam seluruh metodologi  penelitiannya.

Ada beberapa karakteristik utama dalam seluruh filsafat pengetahuan paradigma kritis yang bisa dilihat secara jelas Ciri pertama adalah ciri pemahaman paradigma kritis tentang realitas.

Realitas dalam pandangan kritis sering disebut dengan realitas semu. Realitas ini tidak alami tapi lebih karena bangun konstruk kekuatan sosial, politik dan ekonomi.

Dalam pandangan paradigma kritis, realitas tidak berada dalam harmoni tapi lebih dalam situasi konflik dan pergulatan sosial (Eriyanto, 2001:3-46).

Ciri kedua adalah ciri tujuan penelitian paradigma kritis. Karakteristik menyolok dari tujuan paradigma kritis ada dan eksis adalah paradigma yang mengambil sikap untuk memberikan kritik, transformasi sosial, proses emansipasi dan penguatan sosial.

Dengan demikian tujuan penelitian paradigma kritis adalah mengubah dunia yang tidak seimbang.

Dengan demikian, seorang peneliti dalam paradigma kritis akan mungkin sangat terlibat dalam proses negasi relasi sosial yang nyata, membongkar mitos, menunjukkan bagaimana seharusnya dunia berada (Newman, 2000:75-87; Denzin, 2000:163-186).

Ciri ketiga adalah ciri titik perhatian penelitian paradigma kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: