Gantikan BBM, Motor CNG Segera Hadir, Jarak Tempuh 38,7 Km per liter

Gantikan BBM, Motor CNG Segera Hadir, Jarak Tempuh 38,7 Km per liter

Gantikan BBM, Motor CNG Segera Hadir, Jarak Tempuh 38,7 Km per liter --(dokumen/radarkaur.co.id)

CNG memiliki susunan komponen dari 70 persen sampai 90 persen gas metana. Negara Amerika Serikat menghasilkan dua per tiga gas rekahan hidrolik atau feacking.  

Dengan mengompresi sebanyak 3 persen minyak mentah dari hasil pengeboran.

Sehingga, dapat mengurangi 1 persen dari bahan asli yang membuatnya  bisa dijadikan BBM kendaraan transportasi.  

Dilansir radarkaur.co.id dari laman resmi bumn.go.id bahwa gas alam yang diproses ke CNG menjadi sumber energi baru yang ramah lingkungan dan hemat dikantong.

Sementara itu kandungan dari gas Metana memberi pengaruh gas rumah kaca paling signifikan nomor dua (selain karbon dioksida) yang mempengaruhi perubahan iklim.  

Dalam sebuah kegiatan Webinar di Universitas Islam Indonesia (UII) yang membahas tentang ‘Kedaulatan energi’ menyinggung soal Penggunaan CNG untuk transportasi darat dan perahu nelayan tradisional dalam program gas bumi.  

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut kelebihan CNG:
- CNG memiliki kandungan yang lebih bersih daripada bensin dan diesel yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca 15-27 persen gas kendaraan

- Harga lebih murah karena biaya produksi hemat 55 persen. Dikarenakan CNG berasal dari gas yang tidak memerlukan proses penyulingan.

Berikutnya Kelemahan dari CNG:
- Meski harga jualnya tergolong murah, namun CNG memerlukan penampungan tangki yang lebih besar dari bensin dan diesel. Gas alam yang sudah terkompresi 3,5 kali lebih padat dari bensin.

- Kebersihan tidak bisa dipastikan, sebab CNG berpotensi lebih cepat menghasilkan gas kaca daripada kendaraan diesel atau bensin.

Kejadian ini bisa dilihat melalui penelitian truk sampah dengan bahan bakar CNG yang ternyata banyak memproduksi gas kaca. Hal ini mempertimbangkan bobot kendaraan dan lama waktu penggunaan mesin dalam keadaan nyala.

- Terakhir, harga CNG tidak selamanya stabil karena dipengaruhi fluktuasi liar. Contohnya, tahun 2014 dan 2022 negara India banyak memakai CNG karena harganya yang murah. Otomatis permintaan meningkat, kemudian harga melambung naik.

***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: