Lomba Panjat Pinang, Ultah Ratu Belanda dan Penghinaan Martabat Bangsa Indonesia

Lomba Panjat Pinang, Ultah Ratu Belanda dan Penghinaan Martabat Bangsa Indonesia

Lomba Panjat Pinang, Ultah Ratu Belanda dan Penghinaan Martabat Bangsa Indonesia--ilustrasi

RADARKAUR.CO.ID - Lomba Panjat Pinang saat ini kerap menjadi salah satu perlombaan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tapi tentu tidak banyak yang tahu bahwa awal mula Lomba Panjat Pinang ini diadakan untuk memperingati ultah Ratu Belanda, Wilhelmina.

Bukan untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI, karena kala itu Indonesia belum merdeka.

Tentu bukan hanya Lomba Panjat Pinang, Namun masih banyak perlombaan lain yang digelar Hindia Belanda pada masa penjajahan dahulu.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Jawa Barat: Lutung Kasarung dan Purbasari

BACA JUGA:Cawe-Cawe Ratu Belanda Pada Harta Kekayaan Low Tuck Kwong, Orang Terkaya RI

Meliputi Lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba lari bawa kelereng dan lomba memindahkan belut.

Namun dibalik cerita perlombaan itu, terkandung maksud dan tujuan penjajah Hindia Belanda untuk menghina martabat rakyat dan bangsa Indonesia.

Kala itu, bahan pangan berupa roti dan makanan pokok adalah hadiah yang digantung di atas sebatang Pinang yang menjulang tinggi.

Dilansir dari berbagai sumber, panjat pinang digelar untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

BACA JUGA:Marketplace Guru Masih Kontroversi, Simak 6 janji Nadiem Makarim, No 4 Guru Honorer jadi PNS tanpa Tes

BACA JUGA:Mengenal dr Cipto Mangunkusomo, Dianugerahi Ratu Belanda Medali namun Ditaruhnya Dibokong dan Dikembalikan

Perayaan ulang tahun itu digelar setiap tanggal 31 Agustus.

Kalangan bangsawan Belanda merayakannya dengan menggelar lomba untuk rakyat pribumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: