781 Penyalur Elpiji Disanksi Pertamina, Paling Dominan Penyalur Elpiji 3 Kg Subsidi

781 Penyalur Elpiji Disanksi Pertamina, Paling Dominan Penyalur Elpiji 3 Kg Subsidi

781 Penyalur Elpiji Disanksi Pertamina, Paling Dominan Penyalur Elpiji 3 Kg Subsidi--ilustrasi

Salah satunya diakibatkan kendala dari logistik.

Pada akhirnya di sejumlah daerah harga di tingkat pengguna akhir kerap tak sesuai dengan HET.

BACA JUGA:Harga Cuma Rp9 Jutaan masih Bisa Kredit, Motor Listrik Paling Murah dan Berkualitas, STNK hingga BPKB Lengkap

BACA JUGA:Hitung Biaya Pakai Kompor Listrik pasca Aturan Elpiji 3 Kg berlaku, Keuntungannya Apa Saja?

Sementara itu sebelumnya dalam rapat Banggar DPR RI, Kamis 7 September 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, anggaran subsidi energi pada tahun 2024 akan naik Rp 3,2 triliun.

Hal itu disebabkan oleh perubahan asumsi Indonesian Crude Price (ICP), yang turut mengalami kenaikan akibat keputusan Arab Saudi dan Rusia untuk menahan produksi minyaknya.

Sri Mulyani mengatakan, berdasarkan kesepakatan panja, untuk Jenis BBM Tertentu (JBT) dan LPG (elpiji) 3 kilogram (kg) mengalami peningkatan dari Rp 110 triliun ke Rp 113,3 triliun, atau naik Rp 3,2 triliun.

"Terutama dari subsidi jenis BBM tertentu naik Rp 100 miliar dari Rp 25,7 triliun ke Rp 25,8 triliun. Dan subsidi LPG 3 kg yaitu naik Rp 84,3 triliun ke Rp 87,5 triliun atau naik Rp 3,1 triliun," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Banggar Kamis, 7 September 2023.

BACA JUGA:Mantap, Skema Kredit Motor Listrik Subsidi Lewat Bank Himbara, Dapat Subsidi hingga 7 juta jika Punya KTP Ini

BACA JUGA:Menjelang Aturan Baru Elpiji 3 Kg, Ganti Kompormu dengan Kompor Listrik, Ini Definisi dan Keunggulannya

Bendahara negara ini menegaskan, untuk subsidi listrik berdasarkan hasil rapat telah diputuskan untuk tidak mengalami perubahan, dari angka yang ditetapkan sebesar Rp 75,8 triliun.

"Jadi total subsidi energi naik dari Rp 185,9 triliun ke Rp 189,1 triliun, naik Rp 3,2 triliun," jelasnya.

Dia menjelaskan, kenaikan anggaran subsidi itu disebabkan oleh perhitungan asumsi ICP yang naik US$2 per barel dari, US$80 per barel menjadi US$82 per barel.

Sedangkan untuk nilai tukar rupiah tercatat masih sama di angka Rp 15.000. Dalam hal ini volume BBM untuk JBT tetap sama sebesar 19,58 juta kiloliter.

BACA JUGA:Ilmuwan Rusia Ciptakan Bahan untuk Menyimpan dan Mengangkut Hidrogen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: