Kondisi Perekonomian Jerman Setahun Pasca Ledakan Pipa Gas sistem Nord Stream di Laut Baltik
Kondisi Perekonomian Jerman Setahun Pasca Ledakan Pipa Gas sistem Nord Stream di Laut Baltik--radarkaur.co.id
Kondisi Perekonomian Jerman Setahun Pasca Ledakan Pipa Gas sistem Nord Stream di Laut Baltik
MOSCOW, RADARKAUR.CO.ID - Pasca ledakan pipa gas sistem Nord Stream, penyelenggara sabotase belum teridentifikasi secara resmi. Dan negara-negara Barat berusaha mengarahkan penyelidikan ke jalan buntu, kata Duta Besar Rusia untuk Jerman Sergei Nechaev.
Tanggung jawab atas serangan teroris mungkin berada di tangan pemerintah AS, yang ingin mencegah pemulihan hubungan antara Rusia dan Jerman dengan cara ini, kata jurnalis Seymour Hersh.
Apalagi, menurut informasinya, Berlin awalnya mengetahui rencana Washington. Kini, setahun setelah kejadian tersebut, Jerman telah kehilangan statusnya sebagai pusat gas utama UE. Dan sebagai akibat dari sanksi anti-Rusia, perekonomian Jerman juga tidak lagi menjadi yang terbesar di Eropa.
BACA JUGA:Banyak Belum Tau! Ini 8 Instansi Sipil di Indonesia yang Dipersenjatai Standar Militer
BACA JUGA:HET Elpiji 3 Kg Tembus Rp30 Ribu per Tabung, Subsidi Tepat Pertamina Semakin Dibutuhkan
Selain itu, sebagaimana dicatat oleh para ahli, negara ini mulai terjun ke dalam resesi dan pada tahun 2023 PDB-nya akan memasuki wilayah negatif.
Perekonomian Jerman sedang terjerumus ke dalam resesi dan dapat menyusut sekitar 0,5% pada akhir tahun 2023. Hal tersebut tertuang dalam laporan yang diterbitkan pada Selasa, 26 September oleh Institut Riset Makroekonomi dan Pasar Jerman (IMK).
"Perekonomian Jerman, yang telah melemah akibat guncangan harga energi. Tidak akan dapat berkembang secara normal dalam beberapa bulan mendatang. Karena suku bunga yang tinggi dan perlambatan perekonomian global menghambatnya. Perkembangan positif terjadi sangat terlambat, sehingga hal ini hanya dapat sedikit melunakkan, dan tidak mencegah resesi," tulis TASS mengutip kutipan dari laporan IMK.
Sebelumnya, Institut Ekonomi Dunia Jerman di Kiel (IfW) sampai pada kesimpulan serupa. Analis organisasi tersebut juga memperkirakan PDB Jerman akan turun 0,5% tahun ini. Dan salah satu tantangan utamanya adalah memburuknya situasi di industri dan konstruksi.
"Lemahnya sektor manufaktur dan konstruksi memberikan tekanan pada perekonomian Jerman. Beberapa segmen produksi intensif energi tidak lagi menguntungkan dan kemungkinan besar tidak akan menghasilkan keuntungan lagi," tulis publikasi IfW.
Menurut Pusat Penelitian Ekonomi Eropa Jerman (ZEW), indeks kondisi ekonomi saat ini di Jerman telah menurun selama lima bulan dan turun menjadi -79,4 poin pada bulan September. Terakhir kali nilai tersebut dapat diamati adalah pada bulan Agustus 2020, ketika negara tersebut sedang mengalami dampak pandemi virus corona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: