Harta Karun Jenderal Yamashita Belum Terungkap, Puluhan Ribu Ton Emas Masa Perang Dunia 2
Harta Karun Jenderal Yamashita Belum Terungkap, Puluhan Ribu Ton Emas Masa Perang Dunia 2 --radarkaur.co.id
Kemudian menjelang pasukan darat Jepang menyerah kalah kepada sekutu, mereka meledakan terowongan dan goa-goa. Membuat harta karun berupa emas dan lain-lain itu tertimbun hingga saat ini.
BACA JUGA:Bisakah BPJS Kesehatan Tanggung Korban Kabut Asap Tebal? Simak Kata Menkes
Sementara itu, ada versi mengatakan bahwa emas-emas batangan yang sempat tertimbun itu sebagian besar sudah digali dan dibawa oleh pihak kekaisaran jepang dan Intelijen militer Amerika Serikat.
Pasca perang dunia 2 berakhir, secara diam-diam kedua negara itu mengambil kembali emas-emas dari tempat persembunyian.
Emas-emas itu kemudian dibagi dua antara Jepang dan Amerika Serikat. Sejak itu kedua negara yang awalnya bermusuhan menjadi negara bersahabat.
Konon dari emas itu, Amerika Serikat membiayai operasi intelijen selama perang dingin dengan Uni Soviet dan Blok Timur.
Adapun Jepang menggunakan emas itu untuk membangun negaranya yang porak poranda setelah perang dunia 2 dan dijatuhi Bom Atom oleh Amerika Serikat.
BACA JUGA:Pecinta Kopi Hitam Pasti Tahu Beda Rasa Kopi Robusta dan Arabika, Kamu Suka yang Mana?
BACA JUGA:10 Daerah Penghasil Kopi Terbaik di Sumatera, Dari Gayo hingga Lampung Kualitas Kelas Dunia!
Memang masuk akal, sebab Jepang dapat kembali membangun ekonominya yang morat marit usai perang, sedangkan negara itu tidak mendapatkan suntikan dana besar dari negara lain.
Lantas dari mana mereka mendapatkan sumber pendanaan?
Kemudian alasan kuat lain, selain Pangeran Yosuhito yang berhasil kabur dengan menggunakan kapal selam kabur dari Filipina menuju Jepang, semua anggota organisasi Kin No Yuri tidak ada yang selamat.
Jenderal Yamashita dan para prajuritnya, kalau tidak mati karena perang, pasti dihukum mati oleh Amerika Serikat.
Namun ada juga versi yang mengatakan bahwa emas di Filipina sudah dikuasai oleh Ferdinan Marcos saat berkuasa di negara itu tahun 1965-1986.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: