Harga Minyak Brent Naik 5 Persen, Respon Terhadap Eskalasi konflik Palestina-Israel
Harga Minyak Brent Naik 5 Persen, Respon Terhadap Eskalasi konflik Palestina-Israel--ilustrasi
Ingatlah bahwa pada tanggal 7 Oktober, gerakan Hamas Palestina mengumumkan peluncuran Operasi Badai Al Aqsa sebagai respons terhadap pembunuhan umat Islam dan penodaan Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Serangan roket ke Israel dimulai dari Jalur Gaza, dan kelompok militan memasuki wilayah negara Yahudi tersebut.
BACA JUGA:Final, Pilkades 11 Desa di Kaur Digelar 22 Oktober 2023, Ini Keterangan Kadis PMD
Yerusalem, pada gilirannya, memulai operasi Pedang Besi dan melakukan serangkaian serangan udara di wilayah Palestina.
Pada saat yang sama, pada tanggal 8 Oktober, sebuah klausul hukum dasar diberlakukan di Israel, yang berarti deklarasi perang resmi.
Terakhir kali pihak berwenang negara tersebut mengambil tindakan ini adalah pada tahun 1973, selama Perang Yom Kippur yakni konflik bersenjata antara Israel, Suriah, dan Mesir.
Pada saat itu, Yerusalem didukung oleh Eropa dan Amerika Serikat, dan negara-negara OPEC menanggapinya dengan memutus pasokan minyak ke pasar Amerika dan Eropa.
BACA JUGA:Miris, DBH Perikanan Kabupaten Kaur Hanya Segini, Padahal Ada Puluhan Perusahaan Tambak Udang
BACA JUGA:DBH Minerba Kabupaten Kaur, Sektor Pendapatan Andalan yang Tak Lagi jadi Andalan
Sebagai hasil dari tindakan bersama aliansi Timur Tengah, harga minyak dunia meningkat lebih dari tiga kali lipat sepanjang tahun, dari $3 menjadi $10 per barel. Hal ini dinyatakan dalam materi Bank Dunia.
"Krisis tahun 1973 diperkirakan tidak akan terulang kembali, karena pada saat itu negara-negara di dunia Arab bertindak secara konsolidasi, dan sekarang masih belum jelas apakah mereka akan memiliki posisi yang bersatu dan apakah mereka akan melakukan intervensi dalam konflik tersebut. Namun, banyak pelaku pasar khawatir Iran akan terlibat dalam permusuhan. Selama dua tahun, republik ini terus meningkatkan volume produksi dan ekspor minyak, dan jika sekarang membatasi atau menghentikan pasokan, hal ini akan menyebabkan lonjakan harga yang tajam, karena sudah terjadi kekurangan bahan mentah di dunia," kata Igor Yushkov, analis terkemuka Dana Keamanan Energi Nasional, menjelaskan kepada RT.
BACA JUGA:Aduh! DBH Pajak 2024 Kabupaten Kaur Terkecil se-Provinsi Bengkulu? Kalah Jauh dari Bengkulu Tengah
Ketidakseimbangan Pasar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: