The Real Guilty Pleasures, Menyelami Film Eksploitasi Indonesia dalam Perspektif Baru
The Real Guilty Pleasures, Menyelami Film Eksploitasi Indonesia dalam Perspektif Baru--ilustrasi
Buku ini mempertanyakan stigma negatif yang sering melekat pada film kelas B, menegaskan bahwa mereka layak diakui sebagai bagian dari warisan sinematik Indonesia.
Pak Ekky menekankan pentingnya menghargai estetika unik yang ditawarkan oleh film-film ini, menantang pandangan rendah terhadap mereka.
BACA JUGA:upDrive Umumkan Penerima Hibah Kewirausahaan dari Indonesia untuk Merangsang Ekonomi Lokal
BACA JUGA:Peringatan 33 Tahun Dunamis Dimeriahkan dengan Inisiatif Kesehatan Bersama LIF
Ibu Echa dalam presentasinya menyampaikan bahwa narasi sejarah perfilman sering kali mengesampingkan film-film eksploitasi, yang dianggap tidak memenuhi standar kualitas atau moral tertentu.
Buku ini berargumen bahwa pandangan tersebut perlu ditinjau ulang, mengingat pengaruh dan dampak film-film tersebut pada budaya populer baik di Indonesia maupun secara internasional.
Webinar ini dihadiri oleh 230 peserta dari total 466 pendaftar, mencakup anggota komunitas BINUSIAN dan publik umum.
Diskusi berfokus pada relevansi film eksploitasi dalam konteks sejarah dan budaya Indonesia, serta dilema antara estetika dan etika dalam sinema.
BACA JUGA:Tantangan Bulanan Lari & Gowes Cause, Strategi Mempertahankan Kesehatan Selama Ramadhan
BACA JUGA:EVOS dan RRQ Bersatu: Seruan untuk Budaya Hormat di Dunia Esports Indonesia
Sebagai kesimpulan, "The Real Guilty Pleasures" mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya memberi ruang dan pengakuan kepada film-film yang sering diabaikan dalam diskursus sejarah sinema Indonesia.
Dengan diskon 25% hingga 31 Maret 2024, BINUS Publishing mengundang semua peminat film untuk menjelajahi karya ini lebih lanjut melalui Shopee, Tokopedia, email, atau kunjungan langsung ke Beehive di Kampus BINUS Anggrek.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: