Iklan Banner KPU Provinsi Bengkulu

Artificial Intelligence, Memperciut Lapangan Pekerjaan dan Hilangnya Sentuhan Nilai Kemanusiaan

Artificial Intelligence, Memperciut Lapangan Pekerjaan dan Hilangnya Sentuhan Nilai Kemanusiaan

--ilustrasi

Karena Alan  Mathison Turing mampu mengurai sejumlah langkah yang logis dam sistematis untuk memecahkan suatu masalah melalui rekayasa kepintaran mesin komputer yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan artificial intellegence yang bersandar pada algoritma sebagai kunci untuk menciptakan ilmu komputer yang spesifik untuk mengolah dan merinci suatu data.

BACA JUGA:Nikmati Paket Menginap Keluarga di Grand Mercure Bali Seminyak, Tersedia hingga 31 Juli 2024

BACA JUGA:Inovasi Pertama di Indonesia, Aplikasi AI untuk Sektor Kuliner

Philip K. Hitti mengakui Al Khawarizmi sebagai tokoh utama yang mengawali sejarah ilmu matematika seperti disebutkan  dalam bukunya yang berjudul The History of Arab.

Kekhawatiran banyak orang sekarang dengan kehadiran rekayasa teknologi kecerdasan buatan manusia atau artificial intelligence ini akan mengambil alih semua pekerjaan manusia.

Sehingga hasilnya tidak lagi memiliki nilai-nilai kemanusiaan, hingga menjadi sebatas konsumsi untuk memenuhi hasrat kebutuhan manusia semata.

Inilah sebabnya kecerdasan spiritual harus menjadi pemandu dari peran dam fungsi artificial intellegence dalam memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari mulai hari ini.

BACA JUGA:'Idea at Roxx' Film Roxx Mengajak Pelaku Industri Kreatif di Bali untuk Mengoptimalkan Potensi dalam Produksi

BACA JUGA:EVOS dan CBN Fiber, 6 Tahun Sinergi Kuat dalam Dunia Esports Indonesia

Sebab bila tidak, maka nilai kemanusiaan manusia sebagai fitrah sekaligus anugrah dari Tuhan akan tergerus dan tercampakkan tiada lagi artinya kebahagiaan di dunia maupun kelak di akhirat.

Padahal, para pegiat demokrasi dan ahli tata negara merasa bangga bahwa pilar demokrasi yang selalu menjadi celotehan dalam berbagai kesempatan adalah pilar utama  dari cara berpikir yang sehat.

Lalu bagaimana jika konsep dan praktek demokrasi mulai dipasrahkan juga oleh manusia kepada artificial intelligence untuk mengolahnya ?

Artinya, boleh jadi pada suatu ketika, saat manusia merasa letih dan penat berpikir untuk memecahkan suatu masalah, lalu menyerahkan kepada artificial intelligence untuk menyelesaikan masalah yang tidak mampu dilakukan oleh manusia.

BACA JUGA:Keuntungan Mendirikan Perusahaan Asing di Indonesia, Simak 3 Aspek Penting Mendirikan Bisnis

BACA JUGA:7 Alasan Kenapa Dubai Menjadi Tujuan Investasi Ideal, Simak juga 5 Kemewahan Investasi Properti di Dubai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: