Siapa Membunuh Putri (8): Durian Lebat Sekebun Runtuh
Ilustrasi --
Katanya pertukaran pengaruh hormon itu, proses saling mencari kecocokan, terjadi lewat aroma tubuh.
Itulah yang katanya dinamakan jodoh.
Saya setengah percaya.
Setelah jatuh cinta karena aroma tubuh perempuan dari negeri seberang itu, tubuh saya seperti terkunci, tak lagi bisa menghasilkan hormon lain, disebabkan perempuan lain.
Tidak Nenia, tidak juga Mila, yang kalau boleh besar kepala, tampaknya juga menaruh hati pada saya.
Saya berusaha mencari alasan untuk juga membalas perhatian Mila, tapi saya tak bisa mendustai hati saya sendiri, saya memang tak mencintai dia.
Dia, perempuan dari negeri seberang itu, tampaknya juga menyukai saya.
Saya merasa begitu. Meskipun selama di Malang, kami menjaga hubungan sebatas pendamping kegiatan.
Tawanya, pembicaraan kami di luar hal-hal pekerjaan, saat-saat kami makan tanpa pilih tempat di kampung-kampung di sekitar Malang yang kami kunjungi.
Nah, saya telah terbawa kenangan itu hanya karena mendengar kata batik.
Separah itulah kenangan itu rupanya.
Saya tak sadar rapat selesai dan terkejut lagi ketika dari belakangku Pak IDR berdiri menepuk-nepuk pundakku.
”Dur, kamu punya paspor, nggak? Kalau punya besok ikut menyeberang, ya…” katanya.
Kejutan lagi. Saya belum pernah ke negeri seberang itu.
Kenapa tiba-tiba jantungku berdebar, hanya dengan membayangkan sampai ke negeri itu saja, saya seakan membayangkan bertemu dengan dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: