DME Digadang jadi Pengganti Gas Elpiji, Benarkah Harga DME Lebih Murah? Simak Balitbang Kementerian ESDM

DME Digadang jadi Pengganti Gas Elpiji, Benarkah Harga DME Lebih Murah? Simak Balitbang Kementerian ESDM

Digadang sebagai Pengganti Gas Elpiji, Harga DME Lebih Murah?--kolase radarkaur.co.id

Bahkan Presiden Jokowi sudah melakukan Groundbreaking pembangunan pabrik.

Fasilitas hilirisasi batu bara menjadi DME itu dibangun di Kawasan Industri Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Elpiji Melon Subsidi Disulap Jadi Bright Gas, Kaitan dengan Aturan Baru Elpiji 3 Kg? Ini Kata Pertamina

BACA JUGA:Cara Memasang Elpiji 3 kg pada Kompor Gas Bagi Pemula, Kuasai Sebelum Aturan Baru Berlaku 1 Januari 2024

Proyek DME di Tanjung Enim ini, rencananya beroperasi selama 20 tahun.

Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun.

Hal itu digadang akan mengurangi impor Elpiji 1 juta ton per tahun.

Sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.

BACA JUGA:7 Keutamaan Hari Jumat Menurut Al-Qur’an dan Hadist

BACA JUGA:Aturan Baru Elpiji 3 Kg Belum Berlaku, Daerah Mulai Perketat Penyaluran Gas Subsidi

Perlu diketahui, impor LPG Indonesia mencapai sekitar 6 juta-7 juta ton per tahun.

DME juga digadang-gadang dapat menekan devisa impor.

Pasalnya, bahan baku DME yang berupa batu bara jumlahnya sangat banyak di Indonesia.

Menjalankan produksi DME bagaikan memanfaatkan kekayaan alam untuk kepentingan masyarakat luas.

Fasilitas pemurnian itu ditargetkan selesai digarap pada 2026.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: