Istana ini memiliki luas sekitar 10 hektare dan dikelilingi oleh tembok-tembok yang tinggi.
Istana ini juga memiliki masjid, makam-makam raja, dan taman-taman di dalamnya.
– Makam Sunan Gunung Jati: Makam ini terletak di Cirebon dan merupakan tempat peristirahatan terakhir pendiri Kerajaan Banten, Sunan Gunung Jati.
Makam ini memiliki arsitektur yang indah dengan ornamen-ornamen Islam dan Cina. Makam ini juga menjadi tempat ziarah bagi umat Islam.
Cikal Bakal Kerajaan Kaur
Sebelum Kerajan Kaur Berdiri, situasi politik yang berkembang pada kerajaan Banten sedang terjadi krisis internal.
Krisis tersebut adalah adanya pembangkangan dari Pangeran Anom atau Sultan Abdul Qahar atau Sultan Haji kepada Ayahnya Sultan Ageng Tirtayasa sekitar akhir abad 15.
Sultan Haji lebih memilih untuk memihak pada Belanda guna mengambil hati Belanda.
Ternyata pembangkangan yang dilakukan oleh Sultan Haji dibayar mahal, karena justru dengan tindakannya itu membantu memuluskan jalan bagi Belanda untuk menguasai Banten.
BACA JUGA:Tantang Ratu Belanda, Sultan Agung Mataram Hanyakrakusumo 2 Kali Gempur Batavia
Karena dalam pertempuran Sultan Ageng Tirtayasa yang akan menggempur Belanda, justru didukung oleh Pasukan Abdul Qahar.
Akibat pengkhianatan itu, Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa harus menerima kekalahan dan terpaksa melarikan diri.
Semenjak Banten di kuasai oleh Belanda, beberapa keturunan Raja dan Bangsawan Banten yang
menolak bekerjasama dengan Belanda pergi meninggalkan negerinya.
Mereka mencari daerah baru yang dianggap dapat menjadi bandar dagang alternatif. Hingga harus menyeberangi Selat Sunda menuju Pulau Sumatra.
Di Pulau Sumatra pilihannya itu jatuh ke daerah pantai Barat Sumatera, tepatnya pantai Barat Bengkulu.