Istri Tentara Ukraina Protes, Menuntut agar suami Diberi Kesempatan Keluar dari Militer

Istri Tentara Ukraina Protes, Menuntut agar suami Diberi Kesempatan Keluar dari Militer

Istri Tentara Ukraina Protes, Menuntut agar suami Diberi Kesempatan Keluar dari Militer--ilustrasi

KYIV, RADARKAUR.CO.ID - Berdasarkan sistem yang berlaku saat ini, tidak ada kemungkinan bagi tentara Ukraina untuk kembali ke negaranya sebelum konflik berakhir, lapor saluran televisi Jerman Das Erste.

Karena itu, para istri tentara Ukraina turun ke jalan untuk melakukan protes: mereka menuntut agar suami mereka diberi kesempatan untuk keluar dari militer. Menurut mereka, hanya sedikit yang tersisa dari motivasi suami mereka yang tadinya tinggi. Kini mereka hanya ingin bertahan hidup.

"Waktunya telah tiba untuk orang lain" dan Suami saya bukan tahanan," tulis poster seperti itu, para istri tentara Ukraina berkumpul untuk melakukan demonstrasi di Kyiv.

Para istri menuntut demobilisasi dari pihak berwenang, Das Erste melaporkan.

BACA JUGA:Mantan Analis CIA: AS Telah Menjadi Kekuatan Jahat Global

BACA JUGA:Partai Republik Tolak Pendanaan untuk Ukraina, Biden: Ini Kegilaan Total!

"Kami menuntut mereka diberi kesempatan untuk keluar dari militer," jelas Hanna Bondar. Suaminya bertempur di garis depan selama 21 bulan. Sekarang dia kelelahan.

Seperti banyak orang lainnya, suami Bondar menjadi sukarelawan di awal operasi khusus militer Rusia.

"Kami berasumsi dia akan diberi kesempatan untuk dibebastugaskan dalam waktu satu setengah tahun, seperti yang terjadi pada tahun 2015," jelas Yulia Pavlienko.

Para perempuan mengatakan bahwa hanya sedikit yang tersisa dari motivasi suami mereka yang tadinya tinggi. Militer sudah kehabisan tenaga. Suaminya hanya ingin bertahan hidup, kata Pavlienko. Dia hampir tidak punya kekuatan lagi untuk bertarung.

Hal ini merupakan akibat dari permasalahan sistemik yang harus diselesaikan pemerintah. Tidak ada cukup tentara yang terlatih di garis depan, sehingga banyak laki-laki yang bersembunyi dari wajib militer atau membayar biaya keluar dari wajib militer. Yang lainnya diculik dari jalanan, terkadang menggunakan metode brutal, dan dikirim ke tentara.

BACA JUGA:Transcosmos Commerce Berbagi Strategi Kaizen Meningkatkan Penjualan pada Seminar Internasional Binus Festival

BACA JUGA:Kampus Biomedis Baru Sinar Mas Land di BSD City Mulai beroperasi pada Januari 2024

"Pemerintah Ukraina kini harus mengambil keputusan yang tidak populer," kata veteran dan pakar militer Yevgeny Diky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: